Rabu, 25 November 2015

Cinta???

Kini aku tidak mengerti apa makna Cinta itu sendiri, meski telah berulang kali aku merasakannya. Berulang kali jatuh hati, berulang kali pula hati ini patah. Hingga sampai pada akhirnya aku sendiri tak mampu memaknai apa itu Cinta, yang aku tahu itu hanya saat aku bisa merasa nyaman ketika berada didekatnya, saat aku merasa bahagia bila berada bersamanya. Mungkin saja itu Cinta?
Entahlah.. Kini semuanya terasa hambar, mungkin karna hati ini telah berulang kali patah karna mencintai pria-pria yang memang semestinya bukan untukku. Hingga aku merasa rasaku mati, ya sebut saja “mati rasa”. Semacam tak mampu merasakan apapun, entah itu cinta, entah itu benci. Ya, terkadang aku merasa nyaman dengan kesendirianku melewati bulan demi bulan tanpa adanya seorang pria ataupun kekasih yang menemani, namun terkadang aku sendiri juga ingin dan membutuhkan seorang pria yang tulus menyayangiku, bisa menerimaku apa adanya, memahami kekuranganku, tanpa berpikir meninggalkanku. Yang kelak bisa menjadi teman hidupku sampai pada penghujung hidupku nanti. Untuk saat ini, aku tidak berharap muluk-muluk kepada seseorang meskipun aku mencintainya. Karna yang aku tahu bahwa orang terdekat/orang yang kita sayangi punya peluang terbesar untuk mengecewakan atau pun menyakiti hati kita. Jadi, aku biarkan saja semuanya mengalir begitu saja. Aku jalani saja dulu. Ya kalau Tuhan mengijinkan aku dekat dengan seseorang, kalau Tuhan ijinkan aku menyayangi seseorang, aku pun tak akan menahan perasaan itu. Ya kalau pun Tuhan ijinkan aku mempunyai hubungan dengan seseorang, lalu kenapa tidak? Namun ada satu pemikiran bahwa sudah sewajarnya kalau saat ini aku berpikiran mencari pria yang serius denganku, yang tidak main-main, namun bukan berarti aku ingin menikah besok. Tapi setidaknya aku sudah punya calon pria untuk menjadi teman hidupku nanti, untuk lebih mengenal satu sama lain, untuk belajar banyak hal bahwa sebuah hubungan yang telah dibangun sudah sepantasnya diperjuangkan bersama, dan setidaknya aku sudah mempunyai partner untuk menjalani kehidupan bersama seperti apapun keadaannya nanti, entah itu dari nol ataupun kita sudah sama-sama mapan. Bagiku, pasanganku tak harus mapan, yang penting dia pria yang bertanggung jawab, aku tahu rencananya ke depan, dan aku ada didalam rencananya. Memang, cinta butuh makan tapi ada satu perasaan dimana berjuang bersama itu nikmat sekali. Berjuang sama-sama, berjuang dari nol, menikmati setiap prosesnya bersama. :)